Archive for October, 2014

N O T H I N G

Posted in Uncategorized on October 29, 2014 by budaksabar

aloneJauh dari keramaian, aku meninggalkan setiap tawa dan air mata. Pelukan sayang dari sang bunda tak lagi hangat menemaniku disetiap rindu. Peran-peran kecil dari bocah ceria penguat tekadku, kini melebur dan lekas sirna dalam dekapan jarak. Aku terkunci, hilang di Negeri yang tak bertuan. Bertahun-tahun aku menimbun rindu pada sosok syurga yang kabarnya tak lagi aku dengar, sosok arjuna yang juga samar dalam ingatan. Aku hilang, bersama jiwaku.

Langit menertawakanku sepanjang rotasi, angin pagi dan sore yang selalu berganti peran, turut menyoraki setiap denyut resahku. Tanah-tanah kering yang dahaga, menyerap energiku, terus dan terus. Gelombang riak yang pernah membumi hanguskan Negeriku, turut lahap mengunyah setiap peranku yang pincang. Ah, aku hilang, bersama jiwaku.

Kamu, dia, dan mereka tak lagi sejalan dalam peranan ini. Aku yang menjadi budak, terbelenggu dalam asuhan kerasnya Ibu kota. Aku sendiri, benar-benar sendiri. Langkahku sudah terlanjur jauh meninggalkan asalku, menghianati mereka yang pernah terikat rasa. Aku pergi mendekati cahaya yang terang, cahaya kehidupan yang sinarnya mampu berpijar pada setiap relung yang sepi. Aku tahu, mereka juga hendak berburu sinar itu. Huh, aku hilang, bersama jiwaku.alone2

Keriput yang aku tengok dari gambar mereka, menunjukan bahwa waktu benar-benar bekerja. Wajah-wajah rupawan Ayah dan Ibuku, nampak masih enak dipandang di gambar itu. Namun, sebaris keriputnya pudar karena tangisku sampai dipermukaan wajah mereka yang sendu. Aku terjebak dalam perasaanku yang “Melankolis”. Namun, disana aku masih melihat wujud lain dari jiwaku. Wujud baru dengan metamorfosisku yang sempurna. Yah, aku datang dengan jiwaku yang baru.

alone3Tiga setengah tahun tepatnya, aku mengadu kepintaran di satu Negeri yang tak jauh beda dengan asalku. Namun, Negeri ini jauh lebih berwarna dengan warna yang terbentang dari Barat ke Timur, Utara ke Selatan. Aku ada diantaranya, diantara mereka, jiwa-jiwa yang haus keilmuan. Disini, aku mengukir sejarah baru, membuktikan janjiku pada mereka, pada semangat syurgaku yang selalu hadir disetiap sujud kudusku. Air mataku bukti kemenangan, senyum dari orang-orang yang merdeka bersatu menyambutku dibatas yang paling indah, yaitu batas kebebasan yang mengukuhkan gelarku dari sekarang dan untuk selamanya.