Hamba

Luasnya langit tak mampu menampung perih dijiwa

Luangnya waktu tak cukup mengemban derita sukma

Kemana harus beta titipkan penat ini?

Jawaban indah, tak mampu lagi hamba raih…

Kaki pincangku tak bosan meraba tanah gersang

Pori-pori tuanya membesar tak sempat mengecil lagi

Alam sudah terlanjur jahat bagi pengembara abadi

Sudah terlanjur kuat menata keegoisannya

Duh, jejak-jejak itu tak lekas hilang bersama waktu

Drama kelabunya semakin jelas, enggan untuk usang

Angin, bawa terbanglah hamba!

Biarkan secuil kejujuran dalam kalbu ini ikut berteriak

Merasakan kebebasan yang sebenar-benarnya…

Sang Hidup!…

Adakah jalan terindah dihari-MU?

Disaat umat-MU tak lagi mengenal darah-darah mereka

Tak lagi mengenal, siapa yang melahirkan mereka?

Huh, noktah beta melebihi luasnya samudera biru dilautan sana

Melebihi besarnya gunung-gunung pencakar langit yang gagah

Melebihi egoku yang dulu hadir merajai rajanya jiwa

Tuhan!…

Bersama tak terhingga sesal didada…

Hamba lemah dan menyerah

Bersujud, merendahkan egoku…

Leave a comment